Millennials Movement and Growth of Technology

Pagi hari adalah suasa yang paling segar di Kota Bandung. Sekitar pekan kedua setelah saya berada di Kota Kembang ini saya dengan sengaja mampir dengan salah satu pedagang di dekat kost-an saya yang sangat cocok untuk digunakan sarapan pagi. Pedagang tersebut masih jeg – jeg, kuat dan memiliki semangat yang luar biasa, padahal yang saya lihat usianya sudah senja lagi, ini merupakan luar biasa Masyaa Allah…,  Biasanya orang sekitar memanggil beliau dengan sebutan embah. Dan kedepannya saya seringkali membeli sorabi kepada si embah ini, disamping lokasinya cukup dekat dengan kostan ditambah lagi sorabi yang di buatnya memiliki rasa yang enak dan wangi yang khas, selain itu untuk harganya pun cukup terjangkau dan bervarian, dari mulai Rp 1000 yang biasa hingga harga yang 5000 pakai telor+oncom. Kalau untuk keseharian saya biasanya membeli dengan harga seribuan yang pakai oncom ditambah dengan gorengan yang limaratusan Rp 500, murah bukan? Untuk seperti halnya saya yang berada di

Hikmah…, Bismillah…, Perjalanan bukanlah menjadi sebuah alasan mengapa kita mengeluh. Perjalanan bukanlah sesuatu hal yang membuat tujuan kita terhambat, Perjalanan adalah sebuah proses yang perlu kita jalani dan kita nikmati, karena kita tahu bahwa jarak disetiap perjalanan memiliki titik dan ujung yang akan kita capai dan yang akan kita gapai. Ya, ini merupakan salah satu kesan kegiatan di perjalanan kemarin di Minggu Ke 3 yang memang disini terdapat sebuah hikmah yang dapat kita ambil. Walau perjalanan dipekan ini berjarak sekitar 5 KM, hal ini bukanlah menjadi sebuah acuan dari kekuatan mental dan fisik, namun perlu kita sadari   Allah hadirkan bahwasannya kekuatan itu berasal dari Allah, Allah mampukan untuk bisa berjalan dan menelusuri hingga titik akhir, titik yang kita gapai. Disepanjang perjalanan saya menemukan sesuatu hal yang mana hal ini mungkin seperti hal biasa. Tapi ketahuilah, disepanjang perjalanan Alhamdulillah, saya merasa have fun dan menikmati

Hikmah…, Bismillah…, Setiap umat Rasulullah pasti pernah memiliki dosa, seberapapun itu. Baik itu kecil maupun besar, yang terasa maupun tidak terasa, berat maupun ringan, yang disengaja maupun yang tidak disengaja, yang kemarin maupun sudah lama berlalu, pasti ada saja kesalahan maupun kekeliruan yang pernah kita buat. Tidak ada yang lebih suci dari diri kita selain rahmat dan ridho Allah SWT. Inilah salah satunya kawan, salah satu yang memang menggugah hati diri saya terlepas dari peristiwa pada pekan dua kemarin di SSG. Pada peristiwa itu kita semua sedang dilatih untuk menghadapi rasa ego yang ada pada diri kita. Menelusuri jalan ditengah teriknya matahari, udara panas dan gerah mengguyur dan membasahi tubuh. Kemudian turun ke sungai berdiam diri mendengarkan untaian kata dari pelatih. Terucap agar kita masuk kedalam air sungai yang kotor berwarna kecoklatan, air sungai yang biasa keluar air daripada buangan air dari perumahan. Timbul rasa ragu ketika diperintahkan untuk menge

AllahuAkbar., tak terasa..., Perasaan baru kemarin saya Ospek., hha..., Masyaa Allah., Ya., sebetulnya saya kurang setuju apabila mendengar kata semeser delapan setiap ketika ditanya, ntah itu sama keluarga, saudara ataupun sahabat lainnya. Sebab kenapa? Ya oke sedikitnya saya akan coba ulas terkait alasan pribadi mengenai hal ini.  Sejujurnya, ketika saya menginjak di semester delapan ini saya lebih sreg dengan menyebutnya Semester Akhir atau Semester Akhir, alasannya karena saya harus matangkan mindset saya bahwasannya disemester inilah saya harus berjuang dan Lulus, karena anggapan saya ketika kita berkata demikianpun Insyaa Allah hal tersebut menjadi doa kita. Benar? Ya, disamping hal tersebutpun, semisalnya kita berangkapan bahwa sebut dengan Semester Delapan, maka secara rasionalnya, berarti ada yang namanya semester berikutnya dong, ntah itu Semester Sembilan, Semester Sepuluh dan seterusnya. Oleh karenanya, saya kira disinilah kita harus mencoba untuk belajar dalam be

Bismillah., Alhamdulillah, sudah tingkat akhir saja..., Dan memang Masyaa Allah tingkat akhir ini, antara penuh dengan memori dan harus pandai dalam memanfaatkannya, karena sejujurnya ketika waktu telah terlalui, hal ini memang sungguh rindu, kangen dan waktu tidak akan bisa berputar kembali. Inilah sebabnya hal yang paling mahal didunia ini salah satunya adalah waktu. Walau disini untuk sesi kegiatan belajar mengajar memang terbilang lebih sedikit, karena disamping adanya KKN, KP dan tugas lainnya, di sini juga kita harus sudah mulai berpikir kemana arah dan tujuan Skripsi nanti. hm..., Masyaa Allah., tak trasa., Ada banyak matakuliah yang telah kita pelajari disemester lalu, dari mulai pemrograman dasar, konsep algoritma, perhitungan logika dan lain sebagainya. Nah, untuk disemester ini sebenarnya kita harus sudah mulai fokus dimanakah atau akan kearah manakah bahasa pemrograman yang akan kita geluti. Walau sejujurnya pada saat itu saya sendiri masih bingung juga., hha..