Hikmah di Pekan Ke 5 SSG'37 DT
HALANG RINTANG...,
Gemercik hujan terus turun berjatuhan kian membasahi jalanan, bangunan pun menjadi naungan tempat berteduh dari derasnya hujan turun. Agenda pun menjadi tertunda hingga cukup larut, menunggu hujan reda dan instruksi dari seorang guru. Suara derasnya air hujan dan petir yang terjadi dilingkungan sekitar pada dome yaitu tempat kami berkumpul membuat situasi saat itu menjadi tak karuan, hal ini ditambah pula kondisi badan yang sedikit kurang fit sebelumnya, memohon agar dikuatkan dan yakin bisa melalui ini semua. AllahuAkbar.
Gemercik hujan terus turun berjatuhan kian membasahi jalanan, bangunan pun menjadi naungan tempat berteduh dari derasnya hujan turun. Agenda pun menjadi tertunda hingga cukup larut, menunggu hujan reda dan instruksi dari seorang guru. Suara derasnya air hujan dan petir yang terjadi dilingkungan sekitar pada dome yaitu tempat kami berkumpul membuat situasi saat itu menjadi tak karuan, hal ini ditambah pula kondisi badan yang sedikit kurang fit sebelumnya, memohon agar dikuatkan dan yakin bisa melalui ini semua. AllahuAkbar.
Tibalah
saatnya bangun dari istirahat dan cuaca lebih baik, pergerakan pun dimulai.
Menguatkan tekad bahwa pasti kuat untuk bisa mengikuti perjalanan. Langkah kaki
terus bergerak, maju berjalan dengan serempak, rasa dingin terus dilawan dengan
percepatan gerakan.Terpikir bahwa ini merupakan perjalanan kecil yang sudah
pasti ada ujungnya, berjalan dari Dome Sentral Daarut Tauhiid sampai ke lokasi
Pusdikjas Cimahi, yang berjarak lebih kurang 9 KM. Khawatir iya, ngantuk iya,
lelah juga pasti,namun semua itu akan ditemukan makna Mutiara jika kita
memandang dari sudut pandang yang berbeda.
Akwat dan Ikhwan satu demi satu berguguran, ada yang keseleo, lecet, dsb, namun saya yakin, pasti dalam dirinya mereka masih kuat dan ingin melanjutkan perjalanan kembali. Hari semakin malam karena tadi baru start sekitar pukul 23.30 kurang lebih, dan hujan Alhamdulillahnya sudah benar berhenti. Disambut hujan deras tadi merupakan anugrah yang Allah hadirkan, sehingga membuat kami berhati – hati dan mentafakuri perjalanan. Berbagai kegiatan warga sekitar yang membuat diri semakin bersyukur Allah masih sayang terhadap kita, ada yang berjualan hingga larut 24 jam, hiburan dengan diiringi alat musik, beraktivitas berkendara, dll, terlintas pula ada seorang nenek yang awalnya saya sempat kaget yang sedang diam berdiri dibalik tembok tanpa pergerakan, sedang apa yang beliau lakukan, kemana anggota keluarganya, hingga ditengah malam ia bersendiri padahal cuaca cukup dingin ditambah selepas hujan? Allahu Yaa Rabb lindungilah beliau, mudah – mudahan selalu ada dalam lindungan-Mu.
Perjalanan berakhir sekitar 3.5 jam, kami tiba pukul 3 lebih, dari pemberangkatan sekitar pukul 23.30. Ini merupakan kali pertama datang ke tempat biasa para anggota militer berlatih fisik yakni Pusdikjas (Pusat Pendidikan Jasmani) yang bertempat di Baros, Cimahi. Setelah istirahat cukup, kegiatan pun dimulai…,
Ada yang menarik pada latihan hari ini. Terdapat 20 halang rintang, dan masing – masing memiliki jenis latihan yang berbeda. Terbilang seru pasti, namun tidak bisa semua mencoba karena keterbatasan waktu. Menariknya pada halang rintang terakhir yaitu kami harus bisa melalui air yang ada ditengah dibantu dengan tali yang menggantung diatasnya, sehingga kami diupayakan untuk bisa mengayun dengan bantuan tali layaknya tarsan agar tidak masuk kedalam kolam. Dan begitulah ramainya rekan – rekan lainnya yang tidak sanggup untuk bergelantung maka ia harus rela jatuh kebawah lagi dan lagi rekan – rekan banyak yang masuk kedala kolam tersebut dan Alhamdulillahnya Allah memberikan keselamatan pada saya untuk bisa melaluinya.
Kegiatan
halang rintang ini adalah beberapa simulasi dalam memaknai perjalanan hidup.
Kita mengetahui bahwa kehidupan terus berlanjut, semakin besar keinginan dan
harapan kita melangkah pasti rintangan pun kian bertambah. Dalam permainan ini
seseorang masih bisa untuk menghindari dan tidak melakukannya, namun dalam kehidupan
sesungguhnya rintangan akan tetap kita hadapi, dan mendapatkan kemudahan
tersebut hanya bisa kita dapatkan ketika kita bergantung kepada Allah SWT.
Dzuhur
waktunya telah tiba, ditengah teriknya matahari terasa lebih panas karena tadi
sudah diguyuri hujan yang cukup lebat. Kami menunaikan shalat berjamaan
ditengah lapangan basket. Hal ini membuat diri semakin tak tahan menahan
panasnya matahari. Yaa Rabb, sungguh terasa sekali. Sempat saya berpikir
mengapa manusia ini pandai sekali mengeluh, ketika diturunkan hujan, kedinginan
pun terasa menggigil, ketika diberikan kehangatan dengan teriknya sinar
matahari, keluhan semakin menjadi karena tak sanggup menahan. Allahu Yaa Rabb.
Makan
siangpun tiba saatnya. Sungguh nikmatnya. Jujur ini merupakan kali pertama dan
merupakan moment yang paling bermakna pada pertemuan ini. Walau dengan menu
yang sederhana, namun hal ini terasa nikmat. Bisa dibayangkan ditengah cuaca
hari dikala siang, kami berada ditengah lapang, bersiap untuk makan, tiba –
tiba hujan pun kian datang, menyambut kami yang akan menyantap makanan. Suasana
menjadi haru, bahwasannya nikmat mana yang kau dustakan?., Orang diluar sana,
saudara kita di Palestine yang sungguh luar biasa rasa syukur bisa mendapati
makanan dikala bumi tatanannya sedang dijajah, peluru tak karuan mengarah,
hujan panas menerpa mereka. Allahu Akbar…, Salah seorang pelatih bersuara
“Ayooo, habiskan makanannya sebelum berkuah…,” Suasana pun menjadi bergemuruh
percepat menghabiskan makanan yang diiringi derasnya hujan membasahi kami
semua…,
Inilah
moment HHN (Hadapi Hayati Nikmati) yang dirasakan…,
Dilanjut kegiatan Snapling
dan atau rappelling. Jujur dulu memang sempat pernah melakukan kegiatan yang
serupa ketika di Bantara Pramuka, namun hal ini tetap khawatir dan cukup memberikan
deg – degan juga karena memang belum bisa. Allahuma paksakeun saya akhirnya
dengan meneguhkan hati bahwa saya pasti bisa, Alhamdulillah bisa didarat hingga
selamat.
Komentar
Posting Komentar